Kumpulan Puisi Pahlawan Untuk Membela Bangsa

Puisi pahlawan adalah salah satu cara bagi kita untuk menghargai jasa pahlawan yang telah gugur baik dalam pertempuran atau setelah masa kemerdekaan. Namun pahlawan juga bisa bermakna sebagai orang-orang yang berjasa bagi orang-orang di sekitarnya meski tidak menenteng senjata api atau bambu runcing. Tidak banyak orang yang memiliki jiwa besar dan bertindak demi kepentingan orang banyak tanpa pamrih seperti pahlawan. Jaman sekarang banyak yang melakukan kegiatan kemanusiaan namun ada motif di baliknya baik untuk politik, promosi bisnis, dan lain sebagainya. Oleh karena itu mari kita junjung jiwa-jiwa kepahlawanan sejati dengan kata-kata indah bermakna dalam bentuk puisi.

Kumpulan Puisi Pahlawan Untuk Membela Bangsa

Puisi perjuangan melawan kebodohan
Indonesia kini sedang menangis
bahkan tercabik-cabik tak berbentuk
dengan hebatnya para penguasanya berlomba korupsi
tak peduli kepada rakyatnya yang mengemis dan menangis
Kesejahteraan yang didamakan tinggallah angan belaka
keadilan yang tegak hanyalah khayal tak tercapai
kemerdekaan negeri ini kini telah terjajah
hingga yang tersisah hanyala kebodohan dan keserakahan
Indonesiaku, negeriku, Indonesia milik kalian
jangan kita hanya tinggal diam tak berkutik kawan
mari bersatu padu ambil peranan dan melawan
sebagai pemuda bangsa  untuk membuat perubahan.
Puisi ini menggambarkan tercorengnya perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan tindakan dan perilaku yang mempermalukan nama bangsa. Kini para pejabat tidak lagi memperjuangkan hak rakyatnya melainkan saling berlomba untuk menguras kesejahteraan rakyat untuk mengisi kantongnya sendiri. Korupsi dan ketidakadilan hukum telah dianggap sebagai penjajahan bagi kemerdekaan dan merupakan suatu bentuk kebodohan. Puisi ini mengajak para pemuda bangsa Indonesia yang masih harus terus berjuang untuk melawan kebodohan dan membuat perubahan.

Puisi membalas jasa pahlawan
Pahlawanku para pejuagku...
Bagaimana Ku bisa berbuat
Membalas Jasa-jasamu yang hebat
Yang telah kau berikan cuma-cuma untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang membawa parang
Haruskah aku mandi berlumuran bersimbah darah
Haruskah aku tersusuk pisau bekas belati penjajah
Aku tak tahu cara bagaimana mengembalikan Jasa-jasamu
Engkau telah merelakan nyawamu
Demi satu kemerdekaan yang mungkin dan jadi nyata
Mimpi ini tak bisa kau raih dengan kedua tanganmu sendiri
Pahlawanku sungguh, engkaulah bunga untuk bangsa yang kini sedang tandus dan sedih
Penulis puisi ini begitu menyanjung jasa pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan, demi kesejahteraan orang lain dan rela menderita kesakitan. Cara pahlawan untuk membela bangsa pada jaman dahulu bisa kita balas bukan dengan cara yang sama. Bukan dengan cara menumpahkan darah yang tidak berguna di jalanan atau dengan cara kekerasan dan mengangkat senjata. Melainkan dengan cara berperilaku layaknya warga negara yang berbakti kepada negara dan tidak mempermalukan nama negara. Berprestasi di bidangnya dengan cara yang bersih, menjauhi korupsi, memperjuangkan nama baik Indonesia di mata negara lain bahkan ketika negara menutup sebelah mata kepada kita.

Puisi perjuangan pemuda bangsa
Kami…
Kami adalah orang-orang yang terpilih dan gigih
Generasi muda dari negeri ini dan menjadi Pahlawan sejati…
Kami…
Mengkomitmenkan diri kami untuk Mendedikasikan jiwa dan raga negeri kami
Untuk menanggung nasib dan masa depan negeri ini…
Kami…
Mempunyai satu misi  yaitu untuk Memajukan negeri tercinta ini
Menjadi negeri yang sesungguhnya dan sejati…
Biarlah kami…
Mengorbankan nyawa dan hidup pendek kami…
Bagi kemajuan dan kejayaan negeri ini menuju Indonesia sejati…
28 Oktober 1928 merupakan Hari Sumpah Pemuda di mana pemuda di selruh bangsa Indonesia berikrar bahwa mereka adalah satu bangsa dengan satu bahasa dan satu tanah air Indonesia. Kini makna sumpah pemuda rasanya sudah mulai pudar di mana rasa nasionalisme pada pemuda bangsa Indonesia jaman sekarang tidak tampak nyata. Bahkan banyak pemuda yang mengalami krisis identitas dan perilaku serta ucapannya bukan merupakan budaya Indonesia yang sopan dan ramah. Maka dari itu puisi ini cocok untuk menjadi ikrar bagi pemuda Indonesia yang siap menjadi pemuda bangsa untuk membela negeri sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing.